RSS
Hello! Welcome to this blog. You can replace this welcome note thru Layout->Edit Html. Hope you like this nice template converted from wordpress to blogger.

PUNGENCY!!!!!!!!!!!!!



Hari yang indah. Demikian yang ada dalam pikiranku karena hari ini salah seorang temanku yaitu Burhan akan seminar outline skripsinya (sedih bangetz karena kau belum seminar-seminar hikz). Dengan kesibukan luar biasa dimulai dengan bangun pagi yang agak telat (karena ngantuk abis subuh tidur lagi) aku memulai aktivitas harianku. Rencananya pengen nagmbil baju di laundry eh ternyata teringat janji mau rapat batal deh (Wuih makanya pake rencana lain kali).

Nggak terasa ternyata udah sore, perut alias kampung tengah muali beraksi dengan teriakan demo yang cukup menggelegar (maklum paginya cuman dikasih 2 potong kue). Ibarat banjir bandang yang datang dengan kecepatan air bah mencapai 120 knot (ngukurnya pake apaan ya?) asam klorida (HCl) dalam lambungku memulai aktivitasnya menggerus dinding lambungku (personifikasi banget) yang membuat cacing-cacing dalam perutku mulai aksinya untuk kebebasan Palestina (lho kok?) dengan membawa berbagai poster, spanduk dan berbagai tulisan meminta segera diberikan jatahnya (hubungannya dengan Palestina Apaan?).
Akhirnya dengan kebijaksanaan seorang pemimpin yang baru belajar jadi bawahan (?) kutelfon temanku untuk menjemputku makan siang demi memenuhi tuntutan para pendemo yang semaki n menggila dengan aksinya sambil berteriak : TURUNKAN MAKANAN!! KAMI PERLU GIZI LEBIH!! 4 SEHAT 5 KENYANG!!! Dan sebagainya yang intinya ingin segera mendapatkan beras raskin pembagian pemerintah. Tak berapa lama Burhan datang menjemputku. Sebelum sampai dirumah kami terlebih dahulu membeli makan siang disebuah warung dengan harga standar mahasiswa rantau yang sering makan tak teratur. Melihat menu makanan yang tersedia segera saja gelombang tsunami meluncur deras dengan kekuatan yang mampu menghanyutkan balok putih yang tersiram hujan asam bercampur potongan daging dari penggorengan. Tak lupa ditambahkan pula sambal cabe rawit sebagai pelengkap (ini nih biang keroknya).
Dengan gaya ibarat pembalap (pemuda berbadan gelap) langsung kupacu kuda besi hadiah dari ortuku yang sangat kusayang dengan tujuan segera melahap makanan dan memberikan jatah para demonstran. Ketika sudah sampai dirumah tanpa pikir panjang langsung saja kulahap. Lalu …………………. PEDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAASSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS!!
Tak tahan dengan pedasnya sambal yang diberikan aku langsung meminum air. Namun apa yang terjadi. Aku jadi nggak jadi pulang lagi kekantor karena bibirku jadi lebih tebal seperti bibir tukul dan mataku terus mengalirkan airmata karena pedas yang tertahankan.
Walaupun begitu aku mendapatkan satu pelajaran : jika ingin mirip tukul, makanlah sambal cabe rawit.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 The Otherside Of Me. All rights reserved.
Free WordPress Themes Presented by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy